Kamis, 01 Oktober 2009

EWS (Early Warning System)


Gempa lagi

Indonesia apabila dicermati dari sisi geologinya merupakan daerah rawan bencana khususnya gempa bumi baik itu vulkanik maupun tektonik. 


Berawal dari tragedi diakhir tahun 2004, bencana Tsunami yang melanda pesisir barat pulau Sumatera. Provinsi Nangroe Aceh Darusallam dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara adalah wilayah terparah diterjang Tsunami. Kerugian material yang diakibatkan bencana ini ditaksir hampir ratusan trilyun rupiah. Sarana transportasi, komunikasi, dan infrastruktur lainnya serta korban manusia hancur ditelan gelombang air pasang ini. Bencana ini tidak saja dirasakan oleh mereka yang terkena langsung, namun dirasakan oleh segenap masyarakat dunia. 



Berbagai daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana, terutama bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi. Wilayah Indonesia dikelilingi oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng ini bergeser/patah dapat menimbulkan gempa bumi yang diikuti dengan Tsunami bila terjadi tabrakan antar lempeng seperti yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara  akhir tahun 2004. Disusul pada bulan Mei 2006, Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi dengan kekuatan 5.9 SR., Tasikmalaya dan sebagian kota-kota dipesisir pantai selatan Jawa Barat digoncang gempa dengan kekuatan 7.1 SR, dan baru saja terjadi beberapa gempa yang beruntun di Padang Sumbar dengan 7.6 SR yang lebih besar dan lebih parah daripada gempa di Yogyakarta.

Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan tidak dapat diprediksi. Oleh sebab itu masyarakat membutuhkan sebuah sistem peringadatan dini (Early Warning System) yang berfungsi sebagai peringatan seandainya terjadi gempa bumi secara tiba-tiba untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam terhadap manusia, harta benda, infrastruktur dan lingkungan.




EARLY WARNING SYSTEM
 

Di Indonesia,  early warning system ini mulai menjadi trend pasca tsunami di Aceh. Sistem peringatan dini juga dipasang di gunung berapi.  Namun jumlahnya belum banyak. Hanya di daerah-daerah yang disinyalir memiliki kemungkinan bencana alam tinggi saja yang dipasang sistem ini.


Khusus untuk tsunami, berdasarkan Informasi dari BMG Indonesia , baru pada 11 November 2008 Indonesia mengoperasikan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang dikenal sebagai Ina TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). Sistem yang dibantu oleh lima negara donor, Jerman, Cina, Jepang, Amerika dan Prancis itu memiliki kemampuan menciptakan peringatan 5 menit sebelum tsunami datang.

Tidak kalah penting dari  early warning system ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dalam mengenali gejala alam yang terjadi. Di daerah gunung berapi misalnya, penduduk setempat selalu memperhatikan tingkah laku binatang-binatang hutan dan gejala-gejala lain yang terjadi di alam lingkungan tempat tinggalnya.

Berawal dari kejadian-kejadin tersebut, saat ini banyak layanan yang dapat memberikan informasi dan peringatan dini walau tidak serta merta secara langsung  saat bencana itu terjadi. Di Yogyakarta ada sebuah layanan yangmemberikan informasi dan peringatan dini terhadap bencana di Yogyakarta dan sekitarnya khususnya gempa bumi dengan menggunakan layanan VASMS (Value Added Short Massage Service).
Disamping layanan EWS dari BMG Indonesia ada pula layanan EWS dari Yayasan Air Putih dengan aplikasi EWS nya dan dapat diunduh disini, namun hanya berlaku bagi yang mempunyai koneksi internet secara kontinyu.

Akhirnya, semua kembali kepada kita masing-masing untuk dapat memanfaatkan sarana ini. Aplikasi ini dibuat dan dikembangkan untuk mendistribusikan informasi gempabumiyang berpotensi tsunami hasil analisa dari Badan Meteorologi dan Geofisika kepada masyarakat luas. Dengan harapan, masyarakat bisa memperoleh informasi dengan cepat, dan melakukan tindakan-tindakan evakuasi ke tempat yang lebih aman dengan tenang.
 
Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Suara Merdeka CyberNews