Sabtu, 20 Maret 2010

Kunjungan Obama Dibatalkan

WASHINGTON DC - Ribut-ribut lewat berbagai omongan, diskusi, debat, bahkan aksi di tanah air, terkait rencana kedatangan Barack Obama ke Indonesia belakangan, mungkin baiknya segera diakhiri saja. Pasalnya, Presiden AS itu baru saja diberitakan akhirnya membatalkan kunjungan kenegaraannya tersebut. Hal itu sebagimana marak diberitakan sejumlah media massa, sekitar lewat tengah malam, atau Jumat (19/3) dinihari tadi.

Situs Guardian misalnya, menulis bahwa Obama baru saja 'terpaksa' menunda (lagi) rencana perjalannya ke Indonesia, yang juga sejalan dengan kunjungan ke Australia serta Guam itu, beberapa jam yang lalu. Ini disebutkan dilakukannya demi bertahan di Washington, untuk memastikan RUU Kesehatan yang diusulkan pemerintahannya disahkan pada hari Minggu waktu setempat. Seperti diketahui pula, RUU yang disebut sebagai 'agenda legislasi terbesar'-nya itu sudah menjadi fokus utama Obama setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.

Rencana perjalanan ini sendiri sebelumnya sudah sempat ditunda juga, serta konon malah diperpendek jangka waktunya sehubungan dengan alotnya pembahasan dan proses pengesahan RUU tersebut. Lantaran jadwal pengesahannya pun akhirnya terus molor, pihak Gedung Putih pun akhirnya menyebut mereka mau tak mau harus mengundurkan rencana kunjungan tersebut, yang disebutkan akhirnya bakal dilaksanakan bulan Juni depan.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Robert Gibbs, lewat sebuah konferensi pers khusus beberapa jam lalu, menyebutkan bahwa tidak akan etis rasanya kalau harus menunggu hari Minggu pagi misalnya, untuk memberitahu para kepala negara Australia dan Indonesia soal tidak jadinya Obama berkunjung. Sementara terkait RUU itu sendiri, Gibbs mengaku yakin bahwa produk perundang-undangan yang antara lain berintikan reformasi jaminan kesehatan tersebut bakal disahkan.

Sementara, New York Times juga memberitakan, bahwa berdasarkan pernyataan Gibbs, Obama sendiri sebenarnya merasa berat hati dengan keputusan penundaan rencana kunjungan ini. "Namun pengesahan RUU (tentang) reformasi jaminan kesehatan ini merupakan prioritas utama, dan Presiden bertekad untuk menuntaskan perjuangan ini," ungkap Gibbs pula.

Sepeti dilaporkan Guardian juga, kendati sejauh ini sejumlah anggota parlemen dari Demokrat yang sebelumnya ikut menentang versi awal RUU itu belakangan telah berbalik mendukung, namun partainya Obama itu masih belum mencapai jumlah 216 suara yang diperlukan untuk memastikannya. Juru bicara pemerintah yang juga salah seorang tokoh Demokrat, Nancy Pelosi, bahkan diberitakan telah kian menggencarkan lobi dalam sehari terakhir, khusus untuk rekan-rekan partainya.

Sebelumnya, terkait proses pengesahan RUU serta adanya agenda kunjungan luar negeri Obama, kalangan dari partai sang presiden juga telah mewanti-wanti dan merasa kalau waktu kunjungan tersebut bisa merusak agenda dipastikannya RUU itu. Sebagaimana ditulis International Business Times, mengutip Politico.com, salah seorang anggota kongres asal Demokrat yang tak mau disebutkan namanya, telah mengkritik keras rencana perjalanan ini.
"Untuk pertama kalinya dalam delapan bulan, Presiden akhirnya akan telibat langsung dalam pekerjaaan ini (pengesahan RUU). Dan dia (malah) berencana pergi naik pesawat (ke luar negeri)? Yang benar saja!" ungkap sang politisi. "Perjalanan ini benar-benar menjadi penghalang untuk hal-hal penting," timpal seorang legislator Demokrat lainnya pula.

Dalam sebuah siaran berita di RCTI pula, dinihari tadi, wartawan stasiun TV tersebut yang sedang berada di Washington DC dan disebutkan sempat wawancara langsung dengan Obama, mengatakan bahwa sembari menunjukkan penyesalannya atas pembatalan (penundaan) kunjungan ini, Presiden AS itu menyebut bahwa pada Juni nanti ia akan membawa serta keluarganya. Dikatakan Obama juga, bahwa perihal pembatalan kunjungan kali ini sendiri pun sudah disampaikan semalam ke pemerintah RI (Istana Negara).

Sumber : jpnn

1 komentar:

Anonymous mengatakan...

mestinya banyak yang kecewa dengan pembatalan atau pengunduran kunjungan ini...

Posting Komentar

Suara Merdeka CyberNews