Korban berjatuhan di kawasan Koja Jakarta Utara setelah masyarakat bentrok dengan aparat Satuan Polisi Pamong Praja, Pemda DKI yang berusaha membongkar sejumlah bangunan di sekitar makam Mbak Priok.
Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar, Humas Polda Metro Jaya mengatakan bentrokan terjadi akibat kesalahpahaman antara masyarakat sekitar lokasi makam bersejarah itu dengan aparat Satpol PP.
"Warga mengira Satpol PP berencana memindahkan makam mbah Priok yang bersejarah, padahal Satpol PP hanya membersihkan rumah-rumah di sekitar makam," ujar Kombes Pol. Boy Rafli Amar.
Kombes Boy Rafli Amar mengatakan belum menerima laporan resmi jumlah korban tewas atau luka dalam bentrokan tersebut, namun ketua Forum Betawi Rempug yang ikut turun membantu warga mengatakan tiga orang tewas dan sejumlah lain luka-luka.
"Menurut laporan rekan-rekan FBR di lapangan tiga orang tewas, dua dari pihak warga dan satu dari Sat PP," ujar ketua FBR, Lufti Hakim, yang mengaku mengerahkan lima ribu anggotanya untuk melawan upaya penertiban Pemda DKI itu. .
Sementara sejumlah media di Indonesia melaporkan lebih dari 20 orang luka-luka dalam bentrokan ini.
Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan Polda Metro Jaya kini telah mengerahkan seribu personil untuk mencegah bentrokan ini meluas dan berkepanjangan
Rencana pembongkaran bangunan di sekitar makam dilakukan setelah pemilik menolak melakukan perintah pemerintah daerah Jakarta Utara untuk membongkarnya sendiri dan sejak itu warga berjaga-jaga untuk mengantisipasi operasi pembongkaran oleh Satpol PP.
Makam itu menurut pemerintah DKI Jakarta dibangun di atas lahan milik PT Pelindo namun klaim ini dibantah oleh pewaris makam Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Al Husaini Ass Syafi'i Sunni RA atau mbak Priok.
Pewaris makam ulama yang dianggap berjasa menyebarkan Islam ini dikutip media mengatakan bahwa upaya penggusuran makam telah terjadi sejak tahun 1997 karena lokasi itu akan dijadikan terminal peti kemas, padahal makam keramat ini selalu menjadi tempat ziarah banyak pihak.
"Sekarang Pemda DKI berencana membatasi kegiatan mengunjungi makam. Jadi hanya boleh setahun sekali dan jumlahnya pun terbatas," ujar Lutfi Hakim, ketua FBR, kelompok yang ikut membantu warga mempertahankan wilayahnya.
Pernyataan itu dibantah oleh pihak Pemda DKI. Sebelumnya Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono dikutip situs pemda DKI mengatakan bahwa "makam Mbah Priok tidak kami bongkar. Namun sebaliknya yang akan ditertibkan adalah bangunan di sekitar areal makam seperti gapura dan pendopo yang ada di areal lokasi makam."
Sumber : BBC
Sumber : BBC
0 komentar:
Posting Komentar