Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan pola dan sasaran terorisme di Indonesia sekarang berubah, yaitu lebih fokus kepada serangan bersenjata kepada sasaran yang dianggap berseberangan secara ideologi, termasuk aparat pemerintah.
"Ada perubahan dari mereka, yaitu perubahan pada sasaran. Sasarannya tentu yang dianggap thoghut, kayak kita-kita ini, apakah Polri, TNI, atau aparat pemerintah. Itu sah dijadikan sasaran mereka," kata Kapolri kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, hari Rabu.
Kapolri menjelaskan, pola dan sasaran seperti ini dulu pernah dilakukan para tersangka teroris, tetapi "sekarang mereka lebih fokus kepada pola seperti itu".
Analisa ini menurut Kapolri kepada wartawan di Jakarta hari Rabu ini, didasarkan keterangan anak buah tersangka teroris Dulmatin yang berhasil ditangkap polisi.
Temuan barang bukti belasan senjata laras panjang serta belasan ribu peluru di sebuah lokasi di Aceh yang disebut sebagai tempat latihan kelompok Dulmatin, menurut Kapolri, juga mendasari analisanya tersebut.
Dua tersangka menyerah
Kapolri juga mengungkapkan dua dari tujuh orang tersangka teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang, telah menyerahkan diri di Aceh, Selasa kemarin. Keduanya disebut bernama Marzuki dan Maulana.
Polisi menurut Kapolri juga menyita tiga senjata api genggam dan sebuah M16.
Sejauh ini polisi masih mencari tersangka lainnya yang belum tertangkap. "Hingga saat ini kita masih mengejar, 12 orang lagi yang masuk dalam DPO," ujar Kapolri. DPO adalah Daftar Pencarian Orang yang dianggap masih buronan tindak kriminal oleh kepolisian.
Sumber : BBC
0 komentar:
Posting Komentar