SLAWI - Sebanyak 80 rumah penduduk di Dukuh Tengah, Desa Dukuh benda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal terancam longsor, akibat pergerakan tanah yang labil di daerah lereng Gunung Slamet itu. Kondisi tersebut juga mengakibatkan akses jalan tertutup, dan Sungai Koneng yang retak terbelah menjadi tiga bagian.
Ratusan jiwa penduduk di Desa Dukuh benda RW 06 RT 04 dan 01, terancam. Warga yang tinggal di perdukuhan setempat terus merasa was-was. Sebab, pergerakan tanah itu terjadi setiap malam, tepatnya sejak Kamis (30/4).
Sebanyak 15 bangunan mengalami retak-retak. Mereka yang rumahnya terkena imbas pergeseran tanah adalah Tarno, Sein, Kasum, Manis, Sopani, Waun, Sudri, Sobidin, Wahri, Kholid, Said, Kartini, Komar, Rokhim dan sebuah mushala di Dukuh Tengah.
Salah seorang warga, Tobiin (45) mengatakan, jalan perdukuhan yang rusak itu mencapai sekitar 800 meter. Sebelumnya, jalan selebar tiga meter itu dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Namun, sejak tanah mengalami pergerakan, akses jalan yang baru dibuat enam bulan lalu dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) itu lumpuh total.
’’Peristiwa ini tidak langsung terjadi, tetapi berangsur-angsur hingga mengakibatkan jalan terisolasi dan sungai menjadi terbelah karena pergeseran tanah,’’ katanya. Mengenai adanya kemungkinan apakah hal itu terjadi karena aktivitas Gunung Slamet, dirinya mengatakan tidak.
Ingin Direlokasi
Dia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini. Seluruh warga sepakat menginginkan tempat tinggalnya untuk direlokasi. Mereka semuanya khawatir apabila nantinya tebing longsor dan menimpa rumah yang dihuni ratusan jiwa tersebut.
Kapolsek Bumijawa AKP Imam Sis Sujayanto, Camat Bumijawa Suripno beserta anggota Polres Tegal langsung mengecek kejadian, setelah mengetahui adanya informasi tersebut.
Menurut Kapolsek Bumijawa, pergeseran tanah di perdukuhan itu sudah seringkali terjadi. Tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Slamet, namun murni terjadi pergerakan karena tanah labil.
Terkait dengan relokasi, hal tersebut harus dikoordinasikan dengan Pemkab Tegal. Sebab, harus diadakan pengecekan tanah terlebih dulu apabila akan dilakukan relokasi.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Tegal Drs Bambang Puji Waluyo MSi menuturkan, relokasi ini akan dibahas lebih lanjut. Besok (Rabu, 6/5). Pihaknya berencana akan menurunkan tim kaji bencana untuk mengecek lokasi terlebih dulu.
Ratusan jiwa penduduk di Desa Dukuh benda RW 06 RT 04 dan 01, terancam. Warga yang tinggal di perdukuhan setempat terus merasa was-was. Sebab, pergerakan tanah itu terjadi setiap malam, tepatnya sejak Kamis (30/4).
Sebanyak 15 bangunan mengalami retak-retak. Mereka yang rumahnya terkena imbas pergeseran tanah adalah Tarno, Sein, Kasum, Manis, Sopani, Waun, Sudri, Sobidin, Wahri, Kholid, Said, Kartini, Komar, Rokhim dan sebuah mushala di Dukuh Tengah.
Salah seorang warga, Tobiin (45) mengatakan, jalan perdukuhan yang rusak itu mencapai sekitar 800 meter. Sebelumnya, jalan selebar tiga meter itu dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Namun, sejak tanah mengalami pergerakan, akses jalan yang baru dibuat enam bulan lalu dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) itu lumpuh total.
’’Peristiwa ini tidak langsung terjadi, tetapi berangsur-angsur hingga mengakibatkan jalan terisolasi dan sungai menjadi terbelah karena pergeseran tanah,’’ katanya. Mengenai adanya kemungkinan apakah hal itu terjadi karena aktivitas Gunung Slamet, dirinya mengatakan tidak.
Ingin Direlokasi
Dia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini. Seluruh warga sepakat menginginkan tempat tinggalnya untuk direlokasi. Mereka semuanya khawatir apabila nantinya tebing longsor dan menimpa rumah yang dihuni ratusan jiwa tersebut.
Kapolsek Bumijawa AKP Imam Sis Sujayanto, Camat Bumijawa Suripno beserta anggota Polres Tegal langsung mengecek kejadian, setelah mengetahui adanya informasi tersebut.
Menurut Kapolsek Bumijawa, pergeseran tanah di perdukuhan itu sudah seringkali terjadi. Tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Slamet, namun murni terjadi pergerakan karena tanah labil.
Terkait dengan relokasi, hal tersebut harus dikoordinasikan dengan Pemkab Tegal. Sebab, harus diadakan pengecekan tanah terlebih dulu apabila akan dilakukan relokasi.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Tegal Drs Bambang Puji Waluyo MSi menuturkan, relokasi ini akan dibahas lebih lanjut. Besok (Rabu, 6/5). Pihaknya berencana akan menurunkan tim kaji bencana untuk mengecek lokasi terlebih dulu.
0 komentar:
Posting Komentar