CyberNews. Setelah mendapat penolakan dari berbagai pihak, akhirnya pihak keluarga Ibrohim memutuskan untuk menguburkan jenazah teroris yang tewas dalam penyergapan di Desa Temanggung Jawa Tengah, di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon Jakarta.
Keputusan tersebut disampaikan Rahayu, kakak ipar Sucihani, di Kuningan, Rabu(12/8), setelah ada negosiasi dengan beberapa warga yang menyatakan penolakan Ibrohim dan mendapat kontak dengan Sucihani, di Jakarta.
"Kami baru saja mendapat telepon dari Sucihani yang mengabarkan jenazah Ibrohim akan dimakamkan di Jakarta saja. Dan sekarang kami akan berkemas untuk berangkat ke sana," ujar Rahayu pendek sambil langsung masuk ke dalam rumah.
Sementara itu, Iskandar, warga setempat yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengaku penolakan tersebut terkesan dipaksakan mengingat sebagian besar warga sekitar rumah Ibrohim tepatnya di Dusun Kliwon, Desa Sampora Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan menyatakan tidak keberatan jenazah Ibrohim dimakamkan di desanya, sedangkan penolakan berasal dari warga di luar Dusun Kliwon.
"Warga di sekitar sini sebenarnya tidak keberatan Ibrohim dimakamkan di pamakaman desa. Bahkan kami sudah siap menggali kubur jika memang akan dikuburkan di sini," ujar Iskandar saat keluar dari rumah Sucihani.
Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah perwakilan warga dan didampingi oleh Kapolsek Cilimus, Iskandar mengakui, terdapat penandatanganan surat penyataan dari perwakilan warga yang menyatakan penolakan Ibrohim dimakamkan di Desa Sampora, namun surat pernyataan tersebut terkesan dipaksakan.
Indikasi tersebut, lanjut Iskandar, terlihat dari kondisi surat yang acak-acakkan dan dibuat terburu-buru.
"Saya melihat warga yang menolak adalah warga yang letak rumahnya mulai dari balai desa ke sana dan selain warga Dusun Kliwon. Keputusan tersebut merupakan hasil keputusan rapat di balai desa tadi," katanya.
Menurut dia, sebagai orang muslim, tidak perlu membeda-bedakan apakah predikat seseorang tersebut seorang teroris ataupun penjahat. Apalagi mertua Ibrohim di desa tersebut oleh masyarakat setempat dianggap sebagai sesepuh bahkan menjadi imam di Mushola.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Iskandar, pihak keluarga Sucihani tidak keberatan Ibrohim dikuburkan di Jakarta. Bahkan sekarang seluruh keluarga yang menghuni rumah tersebut seperti mertua Ibrohim, Zaelani bersama istrinya dan keempat anak Ibrohim akan berkemas untuk segera berangkat ke Jakarta.
Dari pembicaraan tersebut juga, Iskandar mengatakan pihak keluarga berencana akan menguburkan jasad Ibrohim, Kamis (13/8).
Keputusan tersebut disampaikan Rahayu, kakak ipar Sucihani, di Kuningan, Rabu(12/8), setelah ada negosiasi dengan beberapa warga yang menyatakan penolakan Ibrohim dan mendapat kontak dengan Sucihani, di Jakarta.
"Kami baru saja mendapat telepon dari Sucihani yang mengabarkan jenazah Ibrohim akan dimakamkan di Jakarta saja. Dan sekarang kami akan berkemas untuk berangkat ke sana," ujar Rahayu pendek sambil langsung masuk ke dalam rumah.
Sementara itu, Iskandar, warga setempat yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengaku penolakan tersebut terkesan dipaksakan mengingat sebagian besar warga sekitar rumah Ibrohim tepatnya di Dusun Kliwon, Desa Sampora Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan menyatakan tidak keberatan jenazah Ibrohim dimakamkan di desanya, sedangkan penolakan berasal dari warga di luar Dusun Kliwon.
"Warga di sekitar sini sebenarnya tidak keberatan Ibrohim dimakamkan di pamakaman desa. Bahkan kami sudah siap menggali kubur jika memang akan dikuburkan di sini," ujar Iskandar saat keluar dari rumah Sucihani.
Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah perwakilan warga dan didampingi oleh Kapolsek Cilimus, Iskandar mengakui, terdapat penandatanganan surat penyataan dari perwakilan warga yang menyatakan penolakan Ibrohim dimakamkan di Desa Sampora, namun surat pernyataan tersebut terkesan dipaksakan.
Indikasi tersebut, lanjut Iskandar, terlihat dari kondisi surat yang acak-acakkan dan dibuat terburu-buru.
"Saya melihat warga yang menolak adalah warga yang letak rumahnya mulai dari balai desa ke sana dan selain warga Dusun Kliwon. Keputusan tersebut merupakan hasil keputusan rapat di balai desa tadi," katanya.
Menurut dia, sebagai orang muslim, tidak perlu membeda-bedakan apakah predikat seseorang tersebut seorang teroris ataupun penjahat. Apalagi mertua Ibrohim di desa tersebut oleh masyarakat setempat dianggap sebagai sesepuh bahkan menjadi imam di Mushola.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Iskandar, pihak keluarga Sucihani tidak keberatan Ibrohim dikuburkan di Jakarta. Bahkan sekarang seluruh keluarga yang menghuni rumah tersebut seperti mertua Ibrohim, Zaelani bersama istrinya dan keempat anak Ibrohim akan berkemas untuk segera berangkat ke Jakarta.
Dari pembicaraan tersebut juga, Iskandar mengatakan pihak keluarga berencana akan menguburkan jasad Ibrohim, Kamis (13/8).
0 komentar:
Posting Komentar